Senin, 21 Desember 2015

filsafat pertengahan di barat



FILSAFAT PERTENGAHAN DI BARAT

A.Pendahuluan
             Manusia merupakan ciptaan tuhan tercangih (qs.17:70). Memiliki banyak kelebihan dibandingkan makhluk lainnya.kelebihan yang paling utama adalah akar (rasio) nya. Betapa tidak dengan akal manusia memiliki rasa ingin tahu yang diaktualisasikan dalam bentuk bertanya. Melalui rasio manusia mampu memberikan jawaban jawaban terhadap aneka pertanyaan yang diajukan. Manusia yang bertanya dan manusia pula yang menjawab.
           Dewasa ini kita telah mengetahui bahwa filsafat adalah studi tentang seluruh fenomena kehidupan dan pemikiran manusia secara kritis dan dijabarkan dalam konsep mendasar. Filsafat tidak dialami dengan melakukan eksperimen-eksperimen tetapi dengan mengutarakan masalah secara persis, mencari solusi untuk itu, memberikan argumentasi dan alasan yang tepat untuk solusi tertentu.
Dalam membangun tradisi filsafat, banyak orang mengajukan pertanyaan yang sama , menanggapi, dan meneruskan karya karya  pendahulunya, sesuai dengan latar belakang budaya. Dewasa ini filsafat bisa dibagi menjadi dua kategori besar menurut latar belakang agama . Menurut wilayah filsafat dibagi menjadi :filsafat barat, filsafah timur, filsafah timur tengah. Adapun menurut latar belakang agama,filsafat budha,filsafat hindu,filsafat Kristen, filsafat islam.
            Dalam makalah ini , kami ingin menjabarkan bagaimana latar belakangdan sejarah filsafat scolastik barat.karakteristik  filsafat  sco lastik barat , periode patristic dan scolastik beserta tokoh –tokoh dan pemikirannya dan pengaruhnya terhadap logika agama dan  kebenaran .





B. Latar belakang sejarah filsafat scolastik     
                Filsafat pada  abad pertengahan merupakan suatu arah pemikiran yang berbeda sekali dengan arah pemikiran dunia kuno. Filsafat abad pertengahan menggambarkan suatu zaman yang baru sekali di tengah – tengah suatu rumpun  bangsa yang baru, yaitu bangsa eropa barat. filsafat yang baru ini disebut scolastik. Sebutan scolastik mengungkapkan , bahwa ilmu pengetahuan abad pertengahan diusahakan oleh sekolah- sekolah, dan bahwa ilmu itu terikat pada tuntutan pengajaran disekolah-sekolah itu. Semula skolastik timbul di biara –biara tertua digallia selatan.dari biara-biara Gallia selatan itu pengaruh skolastik keluar  sampai Irlandia , di Neverland dan di Jerman. Kemudian scolastik timbul disekolah –sekolah kapittel ,yaitu sekolah sekolah yang dikaitkan dengan gereja.[1]
                Filsafat abad pertengahan juga dapat dikatakan sebagai abad gelap. Pendapat ini didasarkan pada pendekatan sejarah gereja. Memang pada saat itu tindakan gereja sangat membelenggu kehidupan manusia sehingga manusia tidak lagi memiliki kebebasan untuk mengembangkan potensi yang terdapat dalam dirinya. Apabila terdapat pemikiran-pemikiran yang bertentang dengan ajaran gereja, maka orang yang mengemukakannya akan mendapat hukuman berat. Pihak gereja melarang diadakannya penyelidikan – penyelidikan berdasarkan rasio terhadap agama.
                Kelompok patrisme berkembang mulai abad 1 sampai 5 M. Kemudian pada abad 6 dan 7 M, seiring dengan kekacauan menyebabkan terjadinya imigrasi besar besaran sehingga perhatikan kepada ilmu dan filsafat terhenti. Kegiatan filsafat baru muncul kembali pada abad 8, yaitu pada masa kekuasaan  Karel agung   (742-824) dan sejak saat ini filsaha Kristen berubah nama menjadi scolastik.     
                Istilah skolastik berasal dari bahasa latin “scolastik” yang berarti murid, sebagai suatu gerakan filsafat  dan keagamaan yang berupa mengadakan sintesa antara akal dan budi manusia dengan keimanan atau menerapkan metafisika yunani kedalam keyakinan kristiani. Metode yang digunakan ialah disputatio, yaitu membandingkan argumentasi di antara yang pro dan kontra (siketnon)[2].


C.KARAKTERISTIK FILSAFAT PERTENGAHAN BARAT
     Ciri-ciri filsafat pertengahan dibarat yaitu:
1.      Tindakan gereja sangat membelenggu kehidupan manusia sehingga para ahli fikir saat itu tidak memiliki kebebasan untuk berfikir. Masa ini penuh dengan dominasi gereja yang bertujuan untuk membimbing umat kea rah hidup yang saleh. Namun, disisi lain, dominasi gereja ini tanpa memikirkan martabat dan kebebasan manusia yang mempunyai perasaan, pikiran, keinginan dan cita-cita untuk menentukan masa depan sendiri.
2.      Berfilsafat didalam lingkungan ajaran aristoteles
3.      Dikenal aliran patristic dan skolastik
Masa patristic alalah masa yang didominasi oleh gereja. Para pemimpin gereja dipilih dari golongan atas atau ahli piker, dari golongan ahli pikir inilah menimbulkan sifat yang beragam pemikirannya. Mereka ada yang menolak filsafat Yunani dan ada yang menerimanya. Masa scolastik adalah masa yang didominasi oleh sekolah. Perkataan scolastik merupakan corak khas dari sejarah fisafat abad pertengahan. Filsafat scolastik adalah filsafat yang mempunyai corak semata-mata agama.

            Masa abad  pertengahan ini juga dapat dikatakan sebagai suatu masa yang penuh dengan upaya menggiringi manusia kedalam kehidupan sitem kepercayaan yang picik dan fanatic dan menerima ajaran gereja secara membabi buta. Karena itu perkembangan ilmu pengetahuan terlambat, masa ini penuh dengan dominasi gereja , yang tujuannya untuk membimbing umat kearah hidup yang shaleh. Namun  disisi lain, dominasi gereja ini tidak memikirkan martabat dan kebebasan manusia yang mempunyai perasaan , fikiran , keinginan dan cita-cita untuk menentukan masa depannya sendiri. Periode pada abad pertengahan ini dibagi menjadi dua yaitu: periode partistik dan periode skolastik. Skolastik dibagi kepada skolastik awal, skolastik puncak dan skolastik akhir.[3]




D.Periode patristic dan scolastik beserata tokoh –tokoh filsafat dan pemikirannya

1.      Periode patristik
            Istilah patristic berasal dari bahsa latin, “peter” yang berarti bapak . Adapun   yang dimaksud bapak disini adalah para pemimpin gereja. Ketika peradaban Yunani sudah tersebar dikalangan mereka, para ahli fikir dari pemimpin gereja berbeda pendapat mengenai perlu-tidaknya filfafat yunani digunakan  di kalangan pemimpin gereja . pada waktu itu para pemimpin gereja sangat mewarnai corak kehidupan masyarakat karena merekalah yang dapat mengeluarkan peraturan-peraturan gereja sebagai  pengamalan terhadap ajaran ajaran tuhan.
Perbedaan  ahli pikir dalam menghadapi masalah perlu-tidaknya filsafat yunani digunakan oleh para pemimpin gereja untuk ikut mewarnai peraturan peraturan atau kebijaksanaan yang mereka keluarkan, memunculkan 2 pendapat berbeda.

A.    Pertama: segolongan orang yang menolak filsafat yunani dengan alasan bahwa mereka sudah mempunyai sumber kebenaran yaitu firman  tuhan
B.     Kedua : segolongan orang menerima filsafat yunani ,  dengan alasan  bahwa mereka ialah bahwa walaupun telah ada sumber kebenaran , yaitu firman tuhan, tidak ada jeleknya menggunakan filsafat yunani , dengan hanya mengambil metodenya saja(tata cara berfikir)[4]

1.1Tertulianus
A.    RIWAYAT HIDUP
Seseorang yang ketika itu berpengaruh besar dalam alam pikiran partristik ialah Tertulianus (160-222) .ia dilahirkan di Kartigo dan kemudian memeluk agama Kristen di Roma. Tidak ada angka pasti mengenai tahun kelahiran Tertulianus. Ada sumber yang menyebutkan bahwa ia dilahirkan sekitar tahun 150. Sumber lain menyebutkan da lahir sekitar tahun 200, sedangkang yang lain menyebutkan kelahirannya antara 150 dan 160. Namun, yang jelas ia dilahirkan di Kantago, dari keluarga kafir. Nama lengkapnya adalah Quintus Septimius Florens Tertualianus, ayahnya adalah seorang komandan tentara Romawi yang mendorongnya untuk mempelajari hokum. Keahliannya dibidang hokum inilah yang kemudian memberinya kemampuan mematikan dalam melawan praktek tidak adil dalam menghukum mati orang-orang beriman , hanya karena mereka Kristen. Bila mengamati karya-karya tulisnya memang bisa disimpulkan bahwa tertualianus memiliki pendidikan yang sangat baik. Dia disebutkan mendapatkan pendidikan di Homerus. Meski demikian dia lebih tertarik pada filosofi, sejarah, sains, dan pengetahuan mengenai baranf-barang antic daripada puisi. Dan ia meninggal pada tahun 222 M.

B.     Pokok Pemikirannya
             Filsafat adalah sesuatu yang tidak perlu karena wahyu Tuhan sudahlah cukup, menurutnya bahwa Tuhan adalah pemenang kekuasaan dan peraturan. Kepatuhan kepada Tuhan merupakan kewajiban. Bila menentang Tuhan kita akan masuk neraka dan neraka benar-benar ada oleh karna itu tertualianus tidak membuthkan filsafat. Wahyu Tuhan sudah cukup. Tapi pada akhirnya dia juga menerima filsafat dia mengambil filsafat apabila perlu saja.
                                    Dan dalam buku lain kami menemukan pemikirannya yang berupaya menjauhkan jarak antara agama dan filsafat , sekaligus menolak kebenaran filsafat. Tertulianus mengatakan”kebenaran wahyu telah mencukupi bagi orang Kristen, sehingga tidak memerlukan lagi kebenaran  filsafat” selanjutnya beliau mengatakan  “ tidak ada hubungan antara teologi dengan filsafat, antara Yerusalem dan Athena , antara gereja dan akademik dan antara Kristen dan bidat “ Namun  demikian, beliau tidak menolak metode berfikir yang resionalistik.[5]
                                    Tertulianus melihat filsafat hanya dimensi praktisnya saja, dan ia menerima filsafat sebagai cara atau metode berfikir untuk memikirkan kebanaran, keberadaan tuhan beserta sifat – sifatnya. Dalam bukunya Adversus Maracion, ia menjelaskan bahwa tuhan itu esa. Akan tetapi didalam bukunya  Adversus praxean , ia menyatakan bahwa tuhan mempunyai tiga oknum yaitu: Bapak, Anak,Roh kudus.inilah untuk pertama kalinya istilah Trinitas dipratekkan. Dalam bukunya, De Puditicia, ia menolak pendapat yang mengatakan bahwa uskup dapat mengampuni dosa.[6]



1.1  Augustinus
A.    Riwayat hidup
      Augustinus lahir di Tagasta, Numudia (Algeria sekarang) , pada abad 13 November 384. Ayah, Patricius, adalah seorang pejabat pada kekaisaran Romawi, yang tetap kafir sampai kematiannya pada tahun 370. Ibunya Monika adalah penganut agama Kristen yang amat taat, pendidikan yang mula mula diterima nya adalah dalam bidang gramatika dan arimatika ia sangat benci pada gurunya yang menggunakan hukuman dalam metode mengajarnya, suatu temapta orang kafir atau lingkungan orang kafir. Tahun 369-370 dihabiskan nya waktu di rumah sebagai pengguran, tapi suatu bacaan tentang cicer yang telah membimbingnya ke filsafat.[7]

B.     Pokok pemikirannya
       Menurutnya, dibalik keteraturan dan ketertiban alam semesta ini pasti ada yang mengendalikan yaitu Tuhan. Kebenaran mutlak ada pada ajaran agama. Kebenaran berpangkal pada aksioma bahwa segala sesuatu diciptakan oleh Allah dari yang tidak ada ( creation ex nihilo ) .kehidupan yang terbaik adalah kehidupan bertapa, dan yang terpenting adalah cinta terhadap Tuhan.
Sebelum dia Tabbil dia menyamakan antara agama dan fisafat dan setelah dia Tabil dia mendahulukan agama dari pada filsafat.
              
2.Periode Skolastik
            Zaman skolastik dimulai sejak abad ke-9,jika tokoh paristik adalah pribadi-pribadi yang lewat tulisannya memberikan bentuk pada fikiran filsafat dan teologi pada zamannya.Para tokoh zaman skolastik adalah para pelajar dilingkungan sekolah kerajaan dan sekolah katedral yang dididrakan oleh raja Karel Agung (742-814) . Dengan demikian , kata skolastik menunjukkan pada suatu periode di abad pertengahan ketika banyak sekolah didirikan dan banyak pengajaran ulung bermunculan . Namun dalam arti yang lebih khusus , kata “skolastik”  menunjuk pada suatu metode tertentu ,yakni metode skolastik.[8]

    2.1 Anselmus
A. Riwayat hidup
            Anselmus berasal dari Aosta ,Piemont.kedalaman pengetahuan keagamaan menyebabkan beliau diangkat menjadi uskup di Canterbury.itulah sebabnya namanya selalu disebut dengan nama kotanya(Canterbury ). Anselmusadlah filsuf yang besar yang produktif . Diantaranya karya nya terpenting adalah “Curdeus homo” (mengapa Allah menciptakan manusia).
B.Pokok Pemikirannya
             Anselmus berpendapat bahwa kunci argument Anselmus tentang adanya Tuhan ialah pernyataannya yang menyatakan bahwa apa yang kebesarannya tidak terpikirkan tidak mungkin hanya ada didalam pikiran. Tuhan itu kebesarannya tak terpikirkan (kebesaran Maha besar) itu tidak mungkin hanya aa dalam pikiran. Ia itu ada juga dalam kenyataan (jadi benar-benar ada diluar pikiran). Tuhan itu maha besar, ada didalam pikiran, dan ada juga diluar pikiran. Secara kasar, argument ini mengajarkan bahwa apa yang dipikirkan, berarti objek itu benar-benar ada, pikiran objek itu tidak ada.
     “ Believe In Order to Understand “ percayalah lebih dulu supaya mengerti. Ia mengatakan bahwa wahyu harus diterima lebih dahulu sebelum kita mulai berpikir. Jadi akal hanyalah pembantu wahyu. Jika sesuatu tidak ada dalam wahyu maka akal diperlukan untuk menemukan kebenaran . sehingga akal dan wahyu bisa saling melengkapi tetapi kita harus lebih mengutamakan wahyu karna wahyu adalah sumber kebenaran yang paling utama. Sedangkan akal hanyalah sebagai pembantu.
Didalam filsafat Anselmus kelihatan iman merupakan tema sentral pemikirannya. Iman kepada kristus adalah yang paling penting sebelum yang lain. Dari sini kita dapat memahami pernyataannya credo ut intellectum yang terkenal itu. Ungkapan ini menggambarkan bahwa ia mendahulukan iman dari pada akal. Arti ungkapan itu kira-kira percaya agar mengerti (believe in order to understand) secara lebih sederhana: percayalah lebih dulu supaya mengerti. Ia mengatakan bahwa wahyu harus diterima lebih dulu sebelum kita mulai berfikir.

Dalam membuktikan adanya Tuhan, Anselmus menjelaskan lebih dulu bahwa semua konsep adalah relatif. Karena didalam makhluk kesempurnaan itu bervariasi, maka kesempurnaan yang universal haruslah ada. Menurut pendapatnya, makhluk terbatas ini tidaklah menciptakan dirinya sendiri, mereka memerlukan pencipta, itu adalah Tuhan. lebih jauh, semua makhluk memiliki sejumlah kebaikan, itu menunjukkan adanya kebaikan maha tinggi yang disana semua makhluk berpartisipasi.[9]
            2.2 Thomas Aquinas
A. Riwayat Hidup
Ia lahir di Roccasecca, Italia, pada tahun 1225 dari keluarga bangsawan, baik bapaknya maupun ibunya. Pada masa mudanya dia hidup bersama pamannya yang menjadi pemimpin ordo di Monte Cassino. Ia  berada disana pada tahun 1230-1239. Pada tahun 1239-1244 ia belajar di Universitas Paris di bawah bimbingan Albertus Magnus (St.Albert the Great). Sampai tahun 1252 ia dan Albertus tetap berada di Cologne. Tahun 1252 ia kembali belajar di Universitas Paris pada fakultas Teologi. Tahun 1256 ia diberi ijazah dalam bidang teologi dan ia mengajar disana sampai tahun 1259. Tahun 1269-1272 ia kembali ke Universitas Paris untuk menyusun tantangan terhadap ajaran Ibnu Rusyd. Sejak tahun 1272 ia mulai mengajar di Universitas Napoli. Ia meninggal pada tahun 1274 di Lyons. Karyanya yang paling penting ialah Summa Theologica.[10]

B.Pokok Pemikirannya
            Filsafat Thomas Aquinas berhubungan erat dengan teologia. Sekalipun demikian pada dasarnya fisafatnya bisa dipandang sebagai suatu filsafat kodrati yang murni. Sebab ia tahu benar akan tuntutan penelitian kebenaran, dan secara jujur mengakui, bahwa pengetahuan insani dapat diandalkan juga. Dengan demikian Thomas menyimpulkan adanya dua macam pengetahuan yang tidak bertentangan , tetapi yang berdiri sendiri secara berdampingan, yaitu pengetahuan alamiyah,yang berpangkal pada akal yang terang serta memiliki hal-hal yang bersifat insani umum sebagai sasarannya, dan pengetahuan iman, yang berpangkal dari wahyu dan memiliki kebenaran Ilahi, yang ada di dalam kita suci sebagai sasarannya.
            Thomas Aquinas memberikan contoh dengan pengetahuan bahwa 2 dikali 2 = 4 yang dapat diproleh manusia melalui akalnya tampa membutuhkan wahyu. Pengenalan Tuhan dengan menggunakan akal , disebut Thomas Aquinas sebagai “Teologi Naturalis” yang didasarkan pada pemikiran yang mendalam( a pesteriori).[11]
            Adapun pembuktian adanya Tuhan dapat dirumuskan pada 5 argumen, sebagai berikut:
1.      Di dalam alam empiris terdapat hal-hal yang mungkin ada dan tiada, dia mungkin ada sebelum dia berada, tetapi setelah dia ada berarti telah ada/wajib ada. Semua yang ada didunia tidak berada sendiri, tetapi diadakan, dan oleh karena semuanya itu juga dapat rusak, maka ada kemungkinan semuanyaitu ada, atau semuanya itu tidak ada, maka pada suatu waktu mungkin saja tidak ada sesuatu. Jikalau pengandaian ini benar , maka sekaran juga tidak ada sesuatu.
2.      Di dalam kehidupan selalu terdapat tingkatan tentang yang baik (baik, lebih baik, kurang baik). Apa yang disebut kurang baik , atau lebih baik itu ditentukan sesuai dengan sesuatu yang menyerupainya yang dipakai sebagai ukuran. Apa yang lebih baik adalah apa yang lebih mendekati apa yang terbaik. Jadi, jikalau ada yang kurang baik, yang baik, dan yang lebih baik semuanya mengharuskan adanya yang terbaik. Demikian juga halnya dengan yang kurang benar , yamg benar, dan yang lebih benar. Dan lain sebagainya. Dari ini dapat disimpulkan, bahwa ada sesuatu yang menjadi sebab dari segala yang menyebabkan semua itu adalah Allah.
3.      Di antara makhluk Tuhan terdapat ciptaan yang tidak berakal, tetapi memiliki suatu kekuatan, sehingga dapat beradaptasi dengan kehidupannya. Hal ini bisa terjadi karena telah diarahkan oleh suatu tokoh yang berakal dan berpengetahuan yaitu Tuhan.
4.      Adanya sebab di dunia ini menyebabkan adanya akibat. Terjadinya (munculnya) akibat bukanlah bersumber dari dirinya sendiri melainkan dari yang lain. Karena itu, ada sebab bagi adanya alam, yaitu Allah.
5.      Adanya gerak mengharuskan adanya yang menggerakkan. Pengerak itu adalah Tuhan ( dibandingkan dengan argumentasi gerak yang diajukan oleh Aristoteles). Dengan lima argument diatas Thomas Aquinas yakin bahwa manusia akan sampai pada pengenalan Tuhan dengan menngunakan pemikirannya. Untuk memudahkan pemahaman tersebut, beliau mengajukan rumusan adanya tiga perantar (via) yaitu:
1.      Via psitiva , yaitu adanya kumpulan positif didunia ini dapat dijadikan sebagai suatu model terhadap adanya Tuhan, yang juga mempunyai kebaikan.
2.      Via negative , yaitu disamping adanya yang negative dalam kehidupan manusia tentu ada nilai kebaikannya( yang baik) yaitu Tuhan .
3.      Via aminen Tiae, yaitu jika manusi bisa terbuat baik, tentu saja Tuhan lebih lagi bisa melakukannya.  [12]

E. Pengaruh  filsafat pertengahan terhadap logika agama dan kebenaran
     Latar belakang dimulainya filsafat abad pertengahan adalah sikap ekstrem para pemuka  agama nasrani didunia barat ( eropa) pada tahun 476- 1492 M. pada masa ini , para pemuka  agama nasrani ( pihak gereja) membatasi aktifitas berpikir para filosof. Berdalih keimanan , segala potensi akal yang bertentangan dengan lkeyakinan para gerejawa , dibabat habis , para filosof dianggap murtad , dihukum berat ( dikucilakan) hingga hukaman mati.
Akibatnya, ilmu pengetahuan  terlambat dan nyaris tidak berkembang  semuanya diatur oleh dokrin- dokrin gereja yang berdasarkan keyakinan buta  ( fanatic). Sehingga , filsafat abad pertengahan disebutjuga dengan nama adab kegelapan . Masa peradaban manusia dikukung oleh banyak ketidaktahuan.[13]
F. Penutup
Manusia merupakan ciptaan  tuhan tercanggiah (Qs 17:70) memiliki banyak kelebihan dibandingkan makhluk lainnya. Kelebihan yang paling utama adlah akal ( rasionya) . Betapa tidak, denga akal manusia memiliki rasa ingin tau yang diaktualisasikan  dalambentuk bertanya. Melalui rasio manusia mampu memberikan jawaban  terhadap aneka pertanyaan yang dirajukan  Manusia yang bertanya dan manusia  pula yang menjawab  .
        Filsafat pada abad pertengahan merupakan suatu arah pemikiran yang berbeda sekali denga arah pemikiran dunia kuno. Filsafat abad pertengahan menggambarkan suatu zaman yang baru sekali ,ditengah – tengah suatu rumpun bangsa yang  baru yaitu bangsa eropa barat . filsafat yang baru ini di sebut scolastik.

 Ciri – ciri  filsafat pertengahan dibarat yaitu:
Ø  Tindakan gereja sangat membelenggu kehidupan manusia
Ø  Bersifat di dalam lingkungan ajaran Aristoteles
Ø   Dikenal aliran patristic dan scolastik

            Masa abad pertengahan ini juga dapat dikatakan sebagai suatu masa yang penuh dengan upaya menggiringi manusia kedalam kehidupan system kepercayaan yang picik dan fanatic , dan menerima ajaran gereja secara membabi buta . Karena itu perkembangan ilmu pengetahuan  terlambat












DAFTAR KEPUSTAKAAN

Hadiwijono , Harun, Sari Sejarah Filsafat Barat 1, Kanisius
Poedjawijatna , Pembimbing ke arah    Alam filsafat, Rineka cipta
Saebani , dan Hakim , filsafat umum  dari mitologi sampai Teofilosofi, Bandung : Pustaka setia,
Tafsir , Ahmad, Filsafat umum akal dan hati sejak Thales sampai capra , Bandung: PT.Remaja Rosdakarya
Bakti , Hasan ,Nasution, Filsafat umum, Jakarta : Gaya Media  Pratama, 2001
Http:// Scarmakalah . blogspot.com/2012/filsafat –abad-pertengahan:  Html  Nuraminsaleh . blogspot.com /2012/12
Afladbur hanuddin. Wordpress.com > Beranda>Filsafat ilmu
 Http://betetsays.blogspot.co.id/ 2011/04 pengaruh – Filsafat – Abad- Pertengahan . Html












[1]Http://scarmakalah.blogspot.com/2012/filsafat-abad-pertengahan:html
[2]Dr Hasan Bakti Nasution, filsafat umum (Jakarta:gaya media pratama, 2001)
[3]Nuraminsaleh.blogspot.com/2012/12
[4]  Hakim dan saebani,filsafat umum dari mitologi sampai teofilosofi,(Bandung :Pustaka setia,hal : 37
[5]Hasan Bakti Nasution,Op.Cit., hal.97
[6] Hakim dan saebani,Op.Cit.,hal.141)
[7] Hadiwijono,sari sejarah filsafat barat I (kanisius,hal 79)
[8] Poedjawijatna, Pembimbing Ke arah Alam Filsafat,(Rineka Cipta, hal.81)
[9] Dr. Ahmad Tafsir, filsafat Umum Akal dan Hati Sejak Thales sampai Capra, ( Bandung: PT Remaja Rosdakarya) hal 95-96
[10] Ibid, hal 96
[11] Hadiwijono, Op.cit., hal 104
[12] Hasan Bakti Nasution, Op.cit., hal104-105
[13] http://betetsyas.blogspot .co.id /2011/04/pengaruh-filsafat-abad pertengahan –html.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar